Trading Halt Dicabut, IHSG Terus Turun Lebih dari 8 Persen

Jakarta, IDN Times - Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dilanjutkan kembali usai sebelumnya ditangguhkan karena anjlok melebihi 8%. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan bahwa aktivitas perdagangan saham berlangsung kembali mulai pukul 09.30 WIB.

"Perdagangan akan berlanjut pada jam 09.30 waktu JATS dan tidak terjadi pergantian jadwal perdagangan," demikian tertulis dalam pernyataan resmi BEI, Selasa (8/4/2025).

Trading halt dijalankan setelah pasar buka pasca delapan hari istirahat untuk perayaan Hari Suci Nyepi serta Idul Fitri. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dimulai dengan penurunan sebesar 9,15% mencapai posisi 5.914,29.

Walaupun sudah dibuka kembali, grafik tersebut masih mengalami penurunan. IDX Mobile menandakan bahwa IHSG tetap mengalami penurunan sebesar lebih dari 8 persen, atau dengan tepat 8,04 persen, mencapai angka 5.987,36 pada pukul 09:37 WIB.

Peraturan mengenai penangguhan perdagangan telah diperbarui dan disampaikan pada hari ini. Sebelum perubahan tersebut, penangguhan perdagangan terjadi ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun lebih dari 5%. Saat ini, penangguhan akan dimulai apabila IHSG anjlok lebih dari 8%, berlangsung selama setengah jam.

Trading pause tambahan diberlakukan jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan melebihi 15%. Penyuspensi kedua terjadi bila IHSG jatuh lebih dari 20% dalam satu hari, kemudian disusul dengan pembatasan suspensi hingga berakhirnya sesi perdagangan tersebut, atau selama lebih dari satu sesi perdagangan setelah menerima izin atau instruksi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Maximilianus Nico Demus, yang menjabat sebagai Associate Director of Research and Investment di Pilarmas Investindo Sekuritas, menyatakan bahwa salah satu alasan IHSG terhenti perdagangan pada awal hari adalah karena adanya regulasi darurat tersebut.

"Itu pun berpengaruh pada hari pertama kami kembali bekerja setelah Lebaran," ujar Nico kepada IDN Times.

Faktornya terutama disebabkan oleh kebijakan tariff impor balasan dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang diluncurkan minggu lalu. Indonesia termasuk dalam daftar negara-negara yang menghadapi bea masuk balasan dengan tingkat sekitar 32 persen.

"Kebijakan Tarif Resiprokal yang diimplementasikan oleh Trump telah menekan seluruh negara saat ini, menyebabkan keraguan baru untuk para pemain pasar dan investor," jelas Nico.

Posting Komentar untuk "Trading Halt Dicabut, IHSG Terus Turun Lebih dari 8 Persen"