Mengapa Buaya Termasuk Reptil, Bukan Amfibi?

Pada masa ketika kita masih bersekolah, kita belajar bahwa hewan terbagi menjadi beberapa kategori utama: pisces, amfibi, reptil, aves, dan mamalia. Mungkin banyak dari kita sempat berpikir bahwa buaya termasuk dalam jenis amfibi karena kemampuan mereka untuk bertahan baik di daratan maupun di air—suatu ciri umum pada amfibi. Akan tetapi, fakta sebenarnya menunjukkan bahwa buaya justru masuk ke dalam kelompok reptil.

Tetapi, adakah kau pernah berpikir, mengapa? buaya Dikelompokan sebagai reptil dan tidak termasuk dalam kategori amfibi? Untuk memecahkan keraguan Anda, baca penjelasannya di sini.

1. Asal muasal reptil

Sekali pun demikian, reptil dan amfibi mempunyai hubungan yang sangat erat. Amfibi adalah nenek moyang bagi kelompok reptil tersebut seiring dengan perkembangan evolusinya hingga membentuk kategori tersendiri. Oleh karena itu, tidak heran apabila kedua jenis ini masih menunjukkan banyak persamaan pada karakteristik fisisnya sehingga kerap kali menyulitkan manusia untuk melakukan pengelompokan secara tepat antara keduanya.

Diterangkan laman Animal Wised, Asal-usul reptil bisa dilacak hingga kurang lebih 312 juta tahun yang lampau. Adaptasi evolusi utama yang membantu reptil menjadi tak lagi tergantung pada habitat perairan adalah munculnya jenis telur yang memiliki cangkang protektif. Terobosan ini membuat reptil sanggup menetaskan anakannya di daratan tandus tanpa harus mengandalkan lingkungan basah untuk berkembang biak.

2. Buaya berdarah dingin

Setiap reptil memiliki darah dingin. Buaya merupakan Organime dengan darah Dingin yang tak mampu menyesuaikan temperatur dalam tubuh layaknya hewan berkantung, sebagaimana dijabarkan. Reptile School.

Oleh sebab tersebut, buaya memerlukan sumber luar untuk menjaga temperaturnya. Meski demikian, kenyataan bahwa buaya hewan berkaki darah dingin tak serta-merta menyebabkannya tergolong dalam kelompok reptile. Sejauh yang kita tahu, amfibi pun memiliki darah dengan suhu rendah sama seperti mereka. Karena itu, perlu diperhatikan aspek tambahan agar dapat mengetahui apakah buaya masuk ke dalam golongan reptilia atau tidak.

3. Buaya pernapasan menggunakan paru-parunya

Karena memiliki kulit yang bersisik dan kering, buaya mengambil napas dengan bantuan sepasang paru-paru, sebagaimana dijelaskan dalam sumber tersebut. A-Z Animals. Saat ini, amfibi mampu bernafas dengan memanfaatkan paru-paru ataupun melalui permukaan kulit mereka yang lembab.

Buaya bernapas menggunakan metode yang mirip dengan manusia. Spesies reptil ini dilengkapi dengan jantung empat ruang yang membantu mendorong darah kaya akan oksigen keseluruhan badannya. Buaya juga telah berkembangan sehingga bisa bertahan di bawah air hingga mencapai waktu satu jam atau bahkan lebih lama. Di kondisi tersebut, detak jantung mereka merosot sangat rendah yakni hanya sekitar 2 sampai 3 kali tiap menit serta hemat energi, tak lagi memerlukan asupan oksigen secara besar-besar.

4. Sisik terdapat pada kulit buaya.

Buaya termasuk dalam kategori reptil karena mempunyai sisik di permukaan tubuhnya, mirip dengan jenis-jenis reptil lainnya. Berbeda dengan hewan amfibi yang ciri utamanya adalah memiliki kulit lendir serta lembab.

Diterangkan Wildlife Explained , buaya dilindungi oleh sisik keras yang berfungsi menghalangi serangan pemangsa maupun buaya lainnya. Sisik-sisik ini saling bertumpuk dan tersusun atas materi keratin, bahan yang juga ditemukan dalam struktur rambut serta kukuh manusia.

5. Buaya berganti kulit

Reptil mengganti kulit mereka secara periodik, termasuk juga buaya. Akan tetapi, ini tidak bisa dilakukan oleh amfibi sebab mereka mempunyai kulit yang lendir dan selalu basah.

Diterangkan A-Z Animals , buaya tidak menelanjangi semua sisiknya sekaligus, tetapi lebih memilih untuk melepas satu atau beberapa sisik pada suatu waktu. Di sisi lain, beberapa reptil lain seperti ular akan mengganti keseluruhan kulit mereka secara serentak.

6. Otot rahang yang tebal dan kokoh

Otot rahang pada reptil sudah berkembangan menjadi lebih kokoh dan kuat. Animal Wised Evolusi rahang tersebut membolehkan reptil untuk menangkap serta menghaluskan makanannya dengan baik.

Sebaliknya, otot rahang pada hewan amphibi kurang kuat dibandingkan dengan yang dimiliki oleh hewan reptil.

7. Buaya keluar dari telur yang berkulit keras

Reptil bertelur dengan lapisan keras eksternal untuk perlindungan. Biasanya, anak reptil lahir dalam bentuk miniatur dari induknya dan langsung siap beradaptasi di alam liar.

Pada tahap awal, amphibia menetas dari telur berbentuk jelly yang bening. Biasanya, tuktik amphibian ini tampak sangat berbeda dengan bentuk mereka saat sudah dewasa.

Diterangkan Shedd Aquarium Sebagian besar amphibia melewati proses metamorfosis. Mereka berkembang biak dari makhluk air yang bernafas menggunakan insang menjadi binatang dewasa yang bisa jadi masih mempunyai insang atau telah mengembangkan paru-paru.

Sudah sepantasnya kamu merasa bingung di awal ketika mencoba memilahkan jenis hewan ke dalam kelompoknya masing-masing. reptil Atau amphibia, karena reptilia merupakan hasil evolusi dari amphibia sehingga kedua kelompok tersebut mempunyai banyak persamaan. Akan tetapi, terdapat berbagai ciri khusus reptilia yang dimiliki oleh buaya, menjadikannya termasuk dalam kategori reptil.

Posting Komentar untuk "Mengapa Buaya Termasuk Reptil, Bukan Amfibi?"