Inilah Alasannya: Mengapa Stop Kontak di Berbagai Negara Beda-Beda

PERNAHKAN Apakah Anda bertanya-tanya kenapa colokan listrik di beberapa negara berbeda? Mengapa hal ini terjadi, dan tentu banyak orang mungkin telah mempertanyakan, mengapa kita tidak menyatukan semua jenis colokan tersebut secara global?
Berikut adalah sejumlah alasannya yang menjelaskan mengapa colokan listrik di berbagai belahan dunia memiliki perbedaan serta kenapa hal tersebut sulit diperbaiki secara menyeluruh:
- Riwayat dan Kemajuan Pertama Listrik.
Listrik di perkenalkan untuk pertama kalinya di akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Pada masa tersebut belum ada standar global yang berlaku.
Tiap negara menciptakan sistem masing-masing, yang ditentukan oleh keperluan serta pilihan teknologinya di waktu tersebut.
Akhirnya, pencipta dan bisnis dari negeri-negeri beragam tersebut menghasilkan model colokan serta soket listrik yang unik masing-masing.
Sebagai contoh, Harvey Hubbell II mengpatenkan soket lepas pertama di AS pada tahun 1904, yang kemudian berkembang menjadi Tipe A dan B yang dikenali dan dipakai di wilayah Amerika Utara.
Di Eropa, desain yang menggunakan pin bundar (Tipe C) serta variasinya semakin banyak ditemui.
Oleh karena itu, terdapatlah beragam jenis dan tipe colokan listrik yang saat ini sudah dikenal.
- Perbedaan tegangan dan frekuensi.
Harus diingat bahwa setiap negara memiliki spesifikasi tentang tekanan dan frekuansi arus listriknya masing-masing.
Amerika Utara biasanya menggunakannya 120V berdasarkan frekuensi 60Hz, sedangkan kebanyakan negara di dunia menggunakan tegangan antara 220-240V dan frekuensi 50Hz.
Perbedaan ini mengharuskan adanya desain colokan dan soket yang unik agar perangkat dengan tegangan yang tak cocok tidak dapat dimasukkan paksa, karena hal itu bisa menimbulkan masalah kerusakan atau risiko terjadinya kebakaran.
- Perbedaan fitur keamanan di berbagai negara.
Setiap kelompok punya aturan keamanan listrik tersendiri. Sejumlah negeri mensyaratkan colokan listrik harus ada pengotornanya demi menghindari bahaya korsleting atau tersengalang, hal ini bisa dilihat dari banyaknya pin di colokan tersebut.
Sebagai contoh, stekor atau colokan tipe B yang digunakan di Amerika Serikat dan tipe F (Schuko) yang ada di Eropa dilengkapi dengan pin tanah.
Desain dan tata letak pin yang unik bertujuan agar perangkat hanya dapat disambungkan dengan colokan listrik yang sesuai tegangan. Hal ini sangat penting untuk menjaga keamanan.
Perlindungan ekstra semacam yang ada di negeri Inggris (Tipe G) mencakup pemasangan sekering langsung pada colokan sebagai langkah pertahanan tambahan tersebut.
- Faktor ekonomi dan infrastruktur.
Investasi yang telah ada dengan merombak seluruh sistem colokan listrik di sebuah negeri tentunya membutuhkan dana yang cukup besar.
Miliaran atau bahkan triliunan dolar akan dibutuhkan untuk menangani penggantian seluruh stop kontak, soket di perlengkapan elektronik, serta sistem listrik yang berhubungan dengan itu.
Jelas bahwa situasi tersebut mengakibatkan ketidaknyamanan serta hambatan. Sebab, perubahan yang terjadi dapat memicu masalah signifikan pada rutinitas harian maupun aktivitas bisnis.
Keunikan dari industri lokal pun tidak kalah penting dalam menjelaskan alasan mengapa standarisasi colokan listrik menjadi hal yang sulit dicapai.
Pembuat alat-alat elektrik dan suku cadang di berbagai negara sudah mengadaptasi barang-barangnya sesuai dengan regulamentasi setempat. Perubahan menuju patokan internasional bakal memberi dampak pada sektor ini.
Ringkasan akhirnya, walaupun menyamakan standar global untuk colokan listrik akan sangat membantu para pelancong dan aktivitas dagang antarnegara, masih ada berbagai hambatan signifikan yang menghalangi hal tersebut menjadi kenyataan. (jpg)
Posting Komentar untuk "Inilah Alasannya: Mengapa Stop Kontak di Berbagai Negara Beda-Beda"
Posting Komentar