KELUARGA BAIK YANG MENYAMPAIKAN KABAR BAIK
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
KELUARGA
BAIK YANG MENYAMPAIKAN KABAR BAIK
Seorang remaja
putri bertandang ke rumah kawannya, tepatnya teman sebaya namun berbeda
sekolah. Sebagai tamu ia terlihat sangat sopan. Ini adalah kunjungan balasan
setelah beberapa kali ia didatangi oleh teman yang saat ini ia kunjungi. Ia
berasal dari keluarga berada. Ditandai dengan sopir pribadi yang setiap saat
siap mengantar kemanapun ia ingin pergi. Ia dilarang naik kendaraan umum,
apalagi naik sepeda motor yang dinilai tidak aman oleh orang tuanya. Kali ini
ia sengaja pesan ojol untuk pergi, tanpa sepengetahuan orang tuanya bahwa ia
bermain ke tempat yang cukup jauh.
Sebagai orang
tua yang ramah, orang tua temannya menyambut dengan baik, memintanya masuk
diruang tamu dan mengajaknya mengobrol. Hanya jawaban pendek yang didapat.
Percakapan terlihat canggung. Remaja putri ini terlalu lugu untuk diajak
bercanda dan lebih mengedepankan etika kesopanan serta terlihat heran dengan
suasana rumah yang ramah bagi dirinya.
Usut punya usut,
ia adalah remaja putri yang jarang ngobrol dengan orang tuanya. Percakapan yang
terjadi singkat, seperlunya. Sebagai gantinya, ia memegang ATM lengkap dengan
PIN nya. Orang tuanya kelihatannya seorang pejabat sehingga tidak sempat untuk
memperhatikan keberadaannya secara personal. Yang mereka tahu hanya tentang
sekolah favorit dengan nilai baik dan segala kebutuhan materi tercukupi.
Selesai.
Ini sekelumit
cerita real yang memberikan gambaran kehidupan sebuah keluarga hari ini. Pasti
ada kebaikan dalam setiap keluarga. Para orang tua pasti akan memberikan
nasihat terbaik bagi anak-anaknya. Minimal secara etika, setiap anak jangan
sampai mempermalukan orang tuanya. Para orang tua ingin anaknya berhasil, masa
depannya cerah dan dapat diandalkan ketika saatnya tiba mereka membangun sebuah
keluarga. Para anakpun ingin membahagiakan orang tuanya. Dalam setiap reality show, ketika anak ditanya apa
cita-citanya; “Ingin membahagiakan orang tuanya”, menjadi jawaban klasik yang
menjadi pilihan favorit. Coba tanya pada seorang suami atau seorang istri, “apakah
mereka ingin membahagiakan keluarga?” jawabannya pasti “ya!”. Bukankah saat
menjatuhkan pilihan untuk jatuh cinta, pilihan jatuh pada pribadi yang baik?
Maka semua kita pasti setuju, dalam setiap keluarga pasti ada kebaikan yang
ditabur, disemai dan bertumbuh menjadi berbagai kebaikan yang lain dalam
masyarakat.
Anehnya,
kebaikan tersebut tenggelam dalam sebuah opini semata. Masing-masing pihak
merasa baik dan melakukan kebaikan. Sayangnya, yang dinilainya baik, tidak
menjamin akan dinilai baik oleh pihak lain yang dituju. Dalam prespektif cerita
diatas, mempercayakan ATM dengan PIN kepada anaknya adalah kebaikan. Namun bagi
anak justru kehilangan kehangatan dalam kebersamaan. Anak merasa terabaikan,
meskipun dalam beberapa kesempatan ditanya, "Masih ada saldonya?".
Anak kesepian meskipun tinggal seatap dengan orang tua karena berada dalam
kamar yang berbeda. Seorang suami yang bekerja keras demi mencukupi kebutuhan
keluarga, terkadang kehilangan kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai.
Seorang istri yang rajin mengurus keluarga menjadi kelelahan dan merasa tidak
dihargai. Berbagai kesalahanpahaman ini perlu ditata dan dirajut ulang agar
setiap anggota keluarga paham bahasa kasih yang dipakai. Hal ini dimaksudkan agar
kebaikan yang secara pribadi dilakukan dapat diperjumpaan sebagai pesan baik
kepada anggota keluarga yang lain.
Allah sebenarnya
telah merancang kebaikan sejak semula manusia diciptakan (Kejadian 1:31).
Diciptakan sama-sama menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:27), menjadi
modal penting bahwa tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Perbedaan
sebagai laki-laki dan perempuan dimaksudkan agar masing masing sadar akan
keberadaannya dan memposisikan diri sebagai penolong yang sepadan (Kejadian
2:18) bagi yang lain. Maka benar adanya jika setelah selesai menciptakan, Allah
melihat yang diciptakan-Nya sungguh amat baik.
Sangat
disayangkan jika hal baik yang dirancang oleh Allah rusak karena ketidaktaatan
dan pemberontakan manusia kepada Allah. Adam yang seharusnya menolong Hawa
untuk taat, ternyata membiarkan kekasihnya ngobrol dengan si jahat (Kejadian
3:1-7). Ide untuk menyamai Allah yang muncul pada pikiran Hawa dibiarkan oleh
Adam. Ia hanya diam ketika jemari lentik kekasihnya memetik buah pengetahuan baik
dan buruk; mungkin Adam terlalu sayang dengan Hawa, atau tidak mau berdebat
(sebab pasti kalah). Tragisnya lagi, Adam ambil bagian dengan makan buah yang
sama.
Akibatnya,
rancangan baik Allah meleset: manusia jatuh dalam dosa. Manusia menjadi seperti
Allah, tahu tentang yang baik dan buruk (Kejadian 3:22). Akibatnya setiap orang
dapat menciptakan standar baik atau buruk menurut dirinya sendiri.
Masih adakah
harapan? Masih adakah kesempatan? Masih adakah waktu untuk dipulihkan? Kabar
Baik datang dari Allah. Ia langsung merancang penyelamatan ketika manusia jatuh
dalam dosa (Kejadian 3:15). Allah tahu bahwa tidak mungkin manusia menolong
dirinya sendiri untuk kembali baik dalam standar-Nya. Sementara pada sisi lain
untuk menyelamatkan manusia, harus menyelesaikan persoalan hukuman dosa yaitu
kematian. Dalam kasih-Nya, Allah merancang penyelamatan dengan menambahkan pada
diri-Nya nature manusia agar dapat mati (Yohanes 1:1,14); dan kembali bangkit
untuk membuat Kabar Baik yang Ia rancang menjadi nyata. Kabar baik itu terealisasikan
dalam Yesus Kristus.
Syukur kepada
Allah bahwa setiap keluarga dalam lingkup GKSBS adalah buah karya penyelamatan
Allah tersebut. Setiap keluarga terbangun atas dasar dipersatukan oleh Allah
(Matius 19:6). Jika dipersatukan oleh Allah maka sudah seharusnya setiap
kebaikan yang dibangun senantiasa didasarkan pada kebaikan Allah. Demikian juga
anak-anak yang lahir sebagai buah kasih, akan senantiasa didampingi untuk
tumbuh dewasa dalam kebaikan Allah. Itu sebabnya, benar jika tahun ini kita
mengangkat tema "Keluarga Baik Menyampaikan Kabar baik". Selama lebih
kurang tiga puluh hari, kita diajak untuk hening sejenak menemukan berbagai
kebaikan yang disalahpahami. Berbagai kebaikan yang ada perlu didasarkan pada
Kabar Baik yang sebenarnya agar kebaikan yang diperjuangkan selaras dengan
karya penyelamatan Allah atas kehidupan. Amin.
Panduan diskusi:
1.
Temukan kebaikan yang sudah
diperjuangkan dalam hidup berkeluarga!
2.
Hubungkan kebaikan yang ditemukan dengan
Kabar Baik!
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar