Renungan GKSBS gedung aji.Jumat 19 mei 2023
Amsal 26:1-16.
- Seperti salju di musim panas dan hujan pada waktu panen,demikian kehormatan puntidak layak bagi orang bebal.
- Seperti burung pipit mengirap dan burung layang-layang terbang,demikianlah kutuk tanpa alasan tidak akan kena.
- Cemeti adalah untuk kuda,kekang untuk keledai,dan pentung untuk punggung orang bebal.
- Jangan menjawab orang bebal menurut kebodohannya,supaya jangan engkau sendiri menjadi sama dengan dia.
- Jawablah orang bebal menurut kebodohannya,supaya jangan ia menganggap dirinya bijak.
- Siapa mengirim pesan dengan perantaraan orang bebal mematahkan kakinya sendiri dan meminum kecelakaan.
- Amsal di mulut orang bebal adalah seperti kaki yang terkulai daripada orang yang lumpuh.
- Seperti orang menaru batu di umban,demikianlah orang yang memberi hormat kepada orang bebal.
- Amsal di mulut orang bebal adalah seperti duri yang menusuk tangan pemabuk.
- Siapa mempekerjakan orang bebal dan orang-orang yang lewat adalah seperti pemanah yang melukai tiap orang.
- Seperti anjing kembali ke muntahnya,demikanlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya.
- Jika engkau melihat orang yang menganggap dirinya bijak,harapan orang bebal lebih banyak daripada bagi orang itu.
- Berkatalah si pemalas: ''Ada singa di jalan!Ada singa di lorong!''
- Seperti pintu berputar pada engselnya,demikianlah si pemalas pada tempat tidurnya.
- Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan,tetapi ia terlalu lelah untuk mengembalikannya ke mulutnya.
- Si pemalas menganggap dirinya lebih bijak daripada tujuh orang yang menjawab dengan bijaksana.
HATI-HATI TERHADAP ORANG BEBAL
Hidup bersama orang lain membutuhkan hikmat. Tidak semua yang di katakan orang lain harus kita tanggapi. Semestinya kita terlebih dahulu akan melihat siapa yang berbicara dan apa yang menjadi topiknya. Kalu tidak demikian kita akan terjerumus ke dalam omongan orang yang mungkin itu akan menyakiti hati kita. Karena dalam keseharian kita tentu ada banyak orang yang selalu berinteraksi dengan kita. Dan biasanya dari cara mereka bicarapun tentu berbeda-beda pula. Ada yang suka slengekan,ada yang serius,ada yang sok bijak dan masih banyak lagi. Kalau kita tidak bisa menyaring dan memilah antara satu dengan yang lainnya,tentu kita sendiri yang akan tersakiti oleh karena omongan orang tersebut.
Saudaraku...! Amsal pasal 26:1-16 yang menjadi renungan kali ini mengingatkan kita,agar kita selalu berhati-hati dengan orang bebal. Penulis kitab Amsal ini memberikan pengetahuan dan pelajaran kepada kita terkait tersebut. Yang di antaranya adalah:
- Orang bebal akan selalu menganggap dirinya benar. Padahal dirinya sendiri jauh dari kata hormat.
- Orang bebal tidak pernah peduli dengan orang lain. Setiap pembicaraanya tidak pernah di pikirkan apakah akan menyakiti orang lain atau tidak.
- Orang bebal suka berdebat dan tentu saja mereka tidak mau kalah meskipun dirnya sendiri salah.
- Orang bebal tidak mau mendengar didikan dari orang lain dan cenderung menutup diri dari nasehat orang lain.
Dari berbagai pernyataan di atas penulis kitab Amsal juga memberikan solusi yang terbaik buat kita:
- Kalau orang bebal mengajak berdebat dengan kita,abaikan saja atau kita tidak perlu menjawab. Karena akan percuma,apapun yang kita sampaikan tidak akan pernah di dengan oleh dia.
- Namun,jika masih ada dari antara mereka yang mau mendengarkan kita dan mau membuka diri dan belajar,kita wajib memberi jawab kepada mereka. Tujuannya hanyalah agar mereka bisa terbuka hatinya dan mau menerima hikmat Tuhan.
Saudaraku..! Dari hal tersebut di atas,kita di ajar untuk bisa melihat pada diri kita sendiri,kita ini masuk pada tipe yang mana? Apakah kita ini seperti kuda yang berkacamata? Bisa berjalan namun tidak mau mengerti apa yang terjadi di sekelilingnya? Dan tidak mau terbuka akan kebenaran?
Saudaraku yang terkasih...! saat ini marilah kita mensyukuri atas Firman yang sudah kita renungkan saat ini. Karena melalui Firman ini kita di ajarkan tentang adanya realita orang bebal dalam kehidupan kita. Bisa jadi orang itu adalah kita sendiri,atau orang lain yang berada di lingkungan kita. Oleh karena itu marilah kita menyadari dan mau membuka diri dan introfeksi serta koreksi diri. Apakah kita ini termasuk orang bebal atau tidak. Jadi..tetaplah tekun di dalam pengajaran Tuhan dan meminta hikmat dari-nya agar kita di mampukan dan bisa menjadi orang-orang yang bijaksana.
Amin...Tuhan Yesus memberkati.
Komentar
Posting Komentar